.JPG) |
Tampak
mengobrol dengan akrab KH. Didin Sirojudin dengan KH. Ahmad Heryawan, LC
(Gubernur Jawa Barat), Wakil Walikota Sukabumi, Ust. Ohan Jauharudin,
S.Ag (Kabid. Administrasi dan Kepengasuhan) |
Tiba-tiba Gubernur Jawa Barat menyambangi Pesantren
Kaligrafi Alquran Lemka. Ya….. itulah beritanya pada hari ini. Pada kesempatan
ini beliau mengempatkan untuk shalat dhuhur di masjid Abdurrahman bin Auf,
Kompleks Pesantren Hayatan Thayyibah. Dilanjutkan
dengan kunjungan langsung ke pesantren kaligrafi.
 |
Mengobrol dengan Isnaini Rahman, Santri Asal Maluku |
“saya sedang di LEMKA karamat ini. Saya melihat
pemandangan kaligrafi disini sangat indah-indah. Masjid yang saya bangun di
Sukabumi tolong di dekorasi kaligrafi oleh LEMKA. Kalau kaligrafi yang kemarin
itu tolong di hapus saja.” perintah Gubernur kepada bawahannya melalui
handphone. Itulah keinginan Gubernur, yang ingin masjid yang dibangunnya dapat
di kaligrafi oleh tangan santri-santri dari LEMKA, yang konon telah banyak
menghiasi berbagai masjid dalam dan luar negeri serta banyak menjuarai lomba
kaligrafi di tingkat Kecamatan hingga Nasional dan ASEAN.
“Saya akan bangun masjid besar di Jawa Barat sebanyak 20
buah dan dengan masjid terbesar se-Jawa Barat yang akan di bangun di Bandung.” Ucap
beliau kepada pimpinan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, K.H. Didin Sirojuddin
AR, M. Ag. Beliau mengkhawatirkan bila ditanya di akhirat. Mengapa Stadion
dibangun sedangkan masjid tidak dibangun. Ini selaras dengan hasil yang
dibangun oleh Presiden Soeharto yang telah berhasil membangun masjid sebanyak
1.400 buah.
 |
Ternyata Gubernur tau macam-macamm khat |
Dalam kunjungan lebih dari 1 jam tersebut, beliau
menyempatkan untuk mengunjungi rumah pimpinan pesantren, Gedung Pena, Saung
Ekspresi, Gedung Pusat Data dan Perpustakaan Lemka, Koperasi Seni Santri Lemka,
dll. Dalam kunjungan ini beliau banyak mengobrol dengan pimpinan pesantren dan para
santri. Sempat juga banyak menanyai asal daerah santri yang ternyata berasal
dari berbagai provinsi seperti Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Aceh,
dll (hampir semua provinsi ada). Sementara itu beliau menanyakan santri yang berasal dari Jawa Barat yang
ternyata hanya 1 orang. Dengan segera Gubernur menelpon pengurus LPTQ Jawa
Barat agar mengutus orang sunda untuk
belajar kaligrafi pada tahun yang akan datang minimal 10 orang.
 |
Melihat karya di Gedung Pena |
Dalam obrolan dengan para santri yang sedang menunjukan
karya-karya buatan mereka kemarin pagi, Gubernur sempat melihat-lihat karya
mushaf dan naskah. Dari situlah diketahui bahwa Gubernur dapat membaca
kaligrafi yang yang rumit sekalipun dalam khat tsulus, diwani, kufi, riq’ah,
dll. Gubernur yang dikenal sebagai Kiai ini, mengaku :”saya paling ahli menulis
khat naskhi, kalau yang ini dan ini saya
tidak biasa menulisnya, karena sulit sekali.” Sambil menunjuk buku-buku
kaligrafi karangan K. H Didin Sirojudin AR, M.Ag yang dihadiahkan kepada
beliau.
 |
Membicarakan kaligrafi |
Beliau pun pernah belajar kaligrafi saat masih kecil dan
sudah mengenal kaligrafi melalui buku karangan K.H. Didin Sirojudin
Abdurrahman, M.Ag. dan kebetulan beliau adalah orang Sukabumi. Dimana pesantren
kaligrafi didirikan. Menurut beliau nuansa seni di Indonesia sangat kental
dibandingkan Negara lain. Bahkan dalam bidang kaligrafi, di Timur Tengah sangat
sulit menemukan ahli kaligrafi. Berbeda dengan di Indonesia yang dengan
mudahnya ditemukan banyak ahli seni tulis khat. Hal ini senada dengan
pengalamann beliau melihat banyak tulisan tangan mahasiswa di Timur Tengah yang
kualitasnya sangat jauh berbeda dengan tulisan arab hasil tangan mahasiswa
Indonesia. “saya sulit membaca tulisan tangan orang arab” ujar beliau.
Ditulis setelah kunjungan Gubernur Jawa
Barat, K. H. Ahmad Heryawan, LC. Pada tanggal 20 April 2014 pukul 13:41-14:42
.JPG) |
Berpose bersama santri dan asatidz |
|
|
 |
Senang dapat membaca kaligrafi kontemporer karya dari santri Aceh |
 |
Menerima Cinderamata kaligrafi karya Pimpinan Pesantren |
 |
Sebagian karya santri |
Masyaallah, mantaaap. Mudah2an nanti Bapak jd presiden RI biar kaligrafi di Indonesia makin berkembang dan Indonesia bisa mengadakan even perhelatan kaligrafi tingkat internasional.
BalasHapus